Tiada Tuhan Yang Disembah Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Persuruh Allah

Tiada Tuhan Yang Disembah Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Persuruh Allah
Tiada Tuhan Yang Disembah Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu Persuruh Allah

Friday, January 15, 2010

Dosa Menurut Al Quran

Dosa adalah suatu hijab terbesar yg menghalang manusia dari mencapai kesempurnaan diri secara ruhi dan menutup ma'rifat Ilahiyah.
Berbeda dengan Sunni pada beberapa sisi, dosa dalam pandangan Syiah spt yg dinukil dari para Imam adalah seperti berikut:

Dosa dalam Al-Qur’an


”Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31)



“Dan diletakanlah Al-Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, melainkan ia mencatat semuanya…” (Al-Kahfi: 49)

“(Yaitu) orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32)

“Dan orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan yang keji.” (Asy-Syura/42: 37)

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni yang selain itu bagi orang yang dikehendaki. Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka ia telah melakukan dosa yang besar.” (An-Nisa’: 48)


Dosa dalam Hadis


Dalam Al-Kafi 2/276, bab kabair:

Imam Ja'far Ash-Shadiq (as) berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)” (An-Nisa’: 31): “Itu adalah dosa-dosa besar yang pelakunya diharuskan oleh Allah Azza wa Jalla masuk neraka.”

Dalam Al-Kafi 2/278, bab kabair:

Imam Ja'far Ash-Shadiq (as) berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla “Orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji kecuali kesalahan-kesalahan yang kecil, sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya…” (An-Najm: 32). Beliau mengatakan: “Fawâhisy (perbuatan-pebuatan keji) adalah zina dan mencuri,. Adapun Lumam adalah dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh seseorang kemudian ia memohon ampun kepada Allah. Ishaq bin Ammar berkata: Kemudian aku bertanya tentang kedudukan antara kesesatan dan kekafiran? Beliau berkata: “Banyak sekali hal-hal yang menelanjangi keimanan.”

Dalam Al-Wasail 15/333, bab 47:

Muhammad bin Abi ‘Umair berkata: Aku mendengar Imam Musa Al-Kazhim (as) berkata: “Barangsiapa di antara orang-orang yang beriman menjauhi dosa-dosa besar, maka ia tidak ditanyai tentang dosa-dosa kecil. Karena Allah swt berfiman:

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبائِرَ ما تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئاتِكُمْ وَ نُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيما

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (An-Nisa’: 31). Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Siapakah yang mesti memperoleh syafaat? Imam menjawab: ayahku bercerita padaku dari ayah-ayahnya dari Ali bin Abi Thalib (as) bahwa Rasulullah saw bersabda:


إِنَّمَا شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي فَأَمَّا الْمُحْسِنُونَ فَمَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ

“Sesungguhnya syafaatku untuk ummatku yang melakukan dosa-dosa besar. Adapun orang-orang yang berbuat kebajikan mereka tidak perlu syafaatku.” Muhammad bin Abi ‘Umair bertanya: Wahai putera Rasulillah, bagaimana syafaat Rasulullah saw untuk orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar, sementara Allah swt berfirman “Mereka tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang diridhai Allah” (Al-Anbiya’: 28), dan orang yang melakukan dosa-dosa besar tidak diridhai Allah swt? Imam (as) berkata: Wahai Aba Ahmad (Muhammad bin Abi ‘Umair), tidak ada seorang mukmin yang melakukan suatu dosa kecuali ia merasakan akibat buruknya dan menyesalinya. Rasulullah saw bersabda:

كَفَى بِالنَّدَمِ تَوْبَةً

“Cukuplah penyesalan itu sebagai taubat.” Beliau juga bersabda:


مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَ سَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ فَمَنْ لَمْ يَنْدَمْ عَلَى ذَنْبٍ يَرْتَكِبُهُ فَلَيْسَ بِمُؤْمِنٍ وَ لَمْ تَجِبْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

“Barangsiapa yang dibahagiakan oleh kebaikannya dan digelisahkan oleh keburukannya, maka ia adalah seorang mukmin. Barangsiapa yang tidak menyesali dosa yang dilakukannya, maka ia bukan seorang mukmin, dan ia tidak berhak mendapat syafaat.” Rasulullah saw juga bersabda:

لَا كَبِيرَ مَعَ الِاسْتِغْفَارِ وَ لَا صَغِيرَ مَعَ الْإِصْرَارِ

“Tidak ada dosa besar yang disertai istighfar dan tidak ada dosa kecil yang dilakukan secara berulang-ulang.”

Dalam Al-Wasail 28/354, bab 10:

Abdurrahim Al-Qashir berkata: Pada suatu hari Imam Ja'far Ash-Shadiq (as) menjawab surat Abdul Malik bin A’yan: Anda (semoga Anda disayangi Allah) bertanya tentang iman sedang imam adalah mengakuan dengan dan ...? Imam (as) berkata: “Islam sebelum iman, islam bermitra dengan iman. Jika seorang hamba melakukan dosa besar atau dosa kecil yang dilarang oleh Allah, maka imannya darinya dan islam atasnya. Jika ia bertaubat dan beristighfar, maka imannya kepadanya. Dosa itu tidak mengeluarkannya pada kekufuran kecuali penentangan dan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Jika hal ini terjadi, maka ia kelua dari islam dan iman, masuk pada kekufuran …(Al-Hadis).

Penjelasan Imam Ja’far (as) dari Al-Qur’an

Pada suatu hari Amer bin ‘Ubaid berkunjung kepada Imam Ja'far Ash-Shadiq (as). Setelah mengucapkan salam ia duduk dan membaca firman Allah swt surat An-Najm 32:

الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبائِرَ الْإِثْمِ

Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar.” Lalu ia berhenti.

Imam berkata kepadanya: Mengapa engkau berhenti? Ia berkata: Aku ingin mengetahui dosa-dosa besar dari firman Allah Azza wa Jalla. Imam berkata: Baiklah wahai Amer, dengarkan:

1. Dosa yang paling besar adalah syirik, karena Allah swt berfirman:

وَ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa yang mensekutukan Allah, maka Allah mengharamkan atasnya surga.” (An-Nisa’: 72).

2. Sesudah itu putus asa dari rahmat Allah; karena Allah swt berfirman:

إِنَّهُ لا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكافِرُونَ

“Sesungguhnya tidak akan putus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir.” (Yusuf: 87)

3. Merasa aman dari makar Allah; karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخاسِرُونَ

“Tidaklah merasa aman dari makar Allah kecuali kaum yang zalim.” (Al-A’raf: 99)

4. Di antara dosa-dosa besar itu adalah durhaka kepada kedua orang tua, karena Allah swt menjadikan anak yang durhaka pada orang tuanya sebagai orang yang sombong dan celaka:

وَبَراً بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّاراً شَقِيّاً

“Berbakti kepada ibuku, dan tidak menjadikan aku (Isa) orang yang sombong dan celaka.” (Maryam: 32)

5. Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan kebenaran, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

ومن يقتل مؤمناً متعمداً فجزاؤه جهنّم خالداً فيها وغضب الله عليه ولعنه وأعدّ له عذاباً عظيماً

“Barangsiapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja, maka balasannya neraka jehannam kekal di dalamnya, Allah murka padanya, melaknatnya dan menyiapkan baginya azab yang besar.” (An-Nisa’: 93).

6. Menuduh berzina terhadap perempuan yang baik-baik, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

إن الّذين يرمون المحصنات الغافلات المؤمنات لعنوا في الدنيا والآخرة ولهم عذاب عظيم

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh (berzina terhadap) perempuan-perempuan yang baik-baik, yang lengah dan beriman, mereka terkena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.” (An-Nur: 23)

7. Makan harta anak yatim dengan zalim, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ ناراً وَ سَيَصْلَوْنَ سَعِيراً

“Sesungguhnya mereka itu menelan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.” (An-Nisa’: 10).

8. Lari dari medan peperangan, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَ مَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفاً لِقِتالٍ أَوْ مُتَحَيِّزاً إِلى‏ فِئَةٍ فَقَدْ باءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَ مَأْواهُ جَهَنَّمُ وَ بِئْسَ الْمَصِيرُ

“Barangsiapa yang mundur saat itu, kecuali membelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan pasukan yang lain, maka sesungguhnya mereka itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahannam serta sangat buruk tempatnya.” (Al-Anfal: 16).

9. Makan riba, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبا لا يَقُومُونَ إِلَّا كَما يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطانُ مِنَ الْمَسِّ

“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena tekanan penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275).

10. Sihir, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَ لَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَراهُ ما لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ

“Sesungguhnya mereka itu telah meyakini bahwa orang yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat.” (Al-Baqarah: 102).

11. Zina, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَ مَنْ يَفْعَلْ ذلِكَ يَلْقَ أَثاماً يُضاعَفْ لَهُ الْعَذابُ يَوْمَ الْقِيامَةِ وَ يَخْلُدْ فِيهِ مُهاناً

“Barangsiapa yang melakukan hal itu, niscaya ia mendapatkan (pembalasan) dosanya, akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat, dan ia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina.” (Al-Furqan: 68-69).

12. Sumpah palsu dalam perbuatan dosa, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَ أَيْمانِهِمْ ثَمَناً قَلِيلًا أُولئِكَ لا خَلاقَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ

“Orang-orang yang menukar janji dengan Allah dan keimanannya dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak akan mendapatkan keuntungan di akhirat.” (Ali-Imran: 77).

13. Berkhianat dalam harta rampasan perang, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَ مَنْ يَغْلُلْ يَأْتِ بِما غَلَّ يَوْمَ الْقِيامَةِ

“barangsiapa yang berkhianat dalam rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatinya itu.” (Ali-Imran: 161).

14. Tidak menunaikan zakat, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَتُكْوى‏ بِها جِباهُهُمْ وَ جُنُوبُهُمْ وَ ظُهُورُهُمْ

“Kemudian dibakarlah dahi mereka, lambung dan punggung mereka.” (At-Taubah: 35).

15. Kesaksian palsu dan menyimpan kesaksian, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَ مَنْ يَكْتُمْها فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ

“Barangsiapa yang menyimpannya (kesaksian), maka ia telah berdosa dalam hatinya.” (Al-Baqara: 283).

16. Minum khomer, karena Allah Azza wa Jalla melarangnya seperti melarang menyembah berhala:

وَ شُرْبُ الْخَمْرِ لِأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ نَهَى عَنْهَا كَمَا نَهَى عَنْ عِبَادَةِ الْأَوْثَانِ

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khomer, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan kotor termasuk perbuatan setan, maka jauhilah agar kalian mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90).

17. Meninggalkan shalat, atau sesuatu yang diwajibkan oleh Allah, karena Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ مُتَعَمِّداً فَقَدْ بَرِئَ مِنْ ذِمَّةِ اللَّهِ وَ ذِمَّةِ رَسُولِ اللَّهِ ص

“Barangsiapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka terlepas dari agama Allah dan agama Rasulullah saw.”

18 dan 19. Tidak memenuhi janji dan memutuskan silaturrahmi, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:

أُولئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَ لَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

( الفرقان 25 )

“Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kutukan dan bagi mereka kediaman yang buruk (Jahannam).” (Ar-Ra’d: 25).

Perawi hadis ini yaitu Imam Musa Al-Kazhim (as) mengatakan: Kemudian Amer bin Ubaid keluar dari majlis Imam Ja'far Ash-Shadiq (as) dalam keadaan sangat sedih dan menangis seraya berkata: “Binasalah orang yang membantah keutamaan dan ilmu Anda.” (Al-Kafi 2/285, bab kabair; Al-Faqih 3/563, bab ma’rifah Kabair; Al-Wasail 15/318, bab 46).

No comments:

Post a Comment

Think before comments..